Kamis, 20 Januari 2011

Makam Pangeran Sake , Citeureup Bogor.by hasnan habib kota depok


Pangeran Sake adalah satu putra Sultan Ageng Tirta Yasa yang berjuang bersama Syech Yusuf dan Pangeran Purbaya melawan Kompeni Belanda tahun 1682, sebagai keluarga kerajaan Banten beliau rela berjuang bersama ayahandanya, meninggalkan segala kemewahan kerajaan, berjuang bersama dengan rakyat, lihat saja makamnya jauh dari keraton Banten, sama dengan kakaknya Tubagus Pengeling di Leuwinanggung Tapos, makamnya terletak tak jauh dari Kali Cikeas.

Makam Raden Ayu Roro Pembayun di Kebayunan Tapos Depok


Pusara makam Raden Ayu Roro Pembayun di keramat Kebayunan kel Tapos , Kec Tapos Depok, beliau adalah Istri ki Ageng Mangir dan anak sulung Panembahan Senopati ing Mataram, perjalanan duka hidupnya menghantarkan pada kisah perang Mataram Batavia tahun 1628-1629, putranya Bagus Wonoboyo dan cucunya Raden Ayu Utari Sandijayaningsih adalah tokoh utama dibalik tewasnya Gubernur Jendral VOC ke 4 Yaan Piter Soen Coen, yang tewas pada tanggal 20 september 1629 tepat pada serangan Maram ke II, kepalanya dipenggal oleh utari sandijayangsih dan dibawa ke hutan Tapos, selanjutnya selanjutnya oleh Tumenggung Surotani kepala itu dibawa melalui sumedang, Purwokerto akhirnya dipersembahkan kehadapan Sultan Agung di Plered bantul, kelak kepala itu ditanam di tangga makam Sultan Agung di Imogiri Yogyakarta. dalam Gambar : Embah Saka Molon, jurukunci makam.

Makam Tumenggung Uposonto , Panglima Perang Mataram


Tumenggung Uposonto adalah salah satu pimpinan pasukan mataram saat menyerang Batavia tahun 1628 atau pada ekspedisi Koloduto pertama, beliau gugur di gerbang luar benteng Batavia di Pasar Ikan sekarang, jenazahnya dibawa ke markas tentara mataram di Hutan Tapos Depok, di makam Kebayunan, sesuai dengan tradisi Mataram, makamnya diletakkan diatas makam roro Pembayun mengingat Tumenggung Uposonto adalah salah satu jendralnya Sultan Agung.