Mengenal Situs Jatigede
Oleh Dr. Nina Herlina Lubis, M.S.
Penulis melakukan kunjungan ke lapangan beberapa bulan lalu untuk melihat kondisi situs-situs tersebut dan mendokumentasikan tradisi lisan yang hidup di sana . Dengan merujuk juga kepada penelitian mutakhir, yang dilakukan Balai Arkeologi Bandung, di lokasi yang akan ditenggelamkan pembangunan Waduk Jatigede terdapat setidaknya 25 situs arkeologi, yang kebanyakan berupa makam kuna.
Situs Jatigede
Situs-situs yang ada di wilayah ini sebagian merupakan peninggalan masa prasejarah (terlihat dari tradisi megalit yang ada), masa Kerajaan Tembong Agung/Sumedanglaran g, dan sebagian lagi makam leluhur pendiri desa, ada juga yang tidak diketahui asal-usulnya. Menurut penelitian arkeologi, peninggalan- peninggalan leluhur ini, memperlihatkan adanya transformasi dari masa prasejarah (masa sebelum dikenal tulisan) ke masa sejarah (masa setelah dikenal tulisan). Jadi, makam kuna yang tergolong budaya megalit (batu-batu besar) itu adalah warisan prasejarah yang terus difungsikan pada masa sejarah. Situs-situs tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Situs Leuwiloa, berupa makam kuna (keramat) Embah Wacana, yang berlokasi di Kampung Leuwiloa, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
(2) Situs Nangewer, berupa makam kuna (keramat) Embah Mohammad Abrul Saka, yang berlokasi di Kampung Nangewer, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
Oleh Dr.