Gambar latar :Danau Jatijajar,Tapos Depok Jawa Barat, diambil Jumat 25 Januari 2013 jam 17.00. Setu ini adalah lokasi makam Raden Panji Wanayasa, Putra Ki Bagus Wanabaya Putra Ki Ageng Mangir - Roro Pembayun, putri kesayangan Panembahan Senopati Mataram
Minggu, 08 April 2012
Makam Syeh Mohammad Yusuf (Guru Spiritual Bung Karno dan kawan seperguruan Si Pitung) by hasnan habib kota Depok
MESKIPUN baru dibangun pada 2004, Masjid Kubah Hijau tidak bisa dilepaskan dari perjuangan KH Muhammad Yusuf, seorang pejuang asal Betawi yang turut berjasa mengusir Belanda.
Masjid dua lantai ini kini menambah semarak perumahan elit Pesona Khayangan Depok, Jawa Barat.
Masjidnya dengan ukuran 24 x 24 meter ini mampu menampung sekira 1.500 jamaah. Tanah tempat berdirinya masjid, merupakan hasil wakaf dari keluarga Kong Usup. Kong Usup dilahirkan pada 1873 dan wafat pada 1971.
Ketua Yayasan Assyifa, pengelola kompleks makam dan Masjid Kubah Hijau, Fakhruddin Saleh mengatakan masjid sengaja didirikan menyerupai bangunan Hadral Maut di Yaman.
Interiornya mengambil tema Islam tropis seperti masjid yang ada di Madinah, Arab Saudi. Terdapat 99 tulisan Asmaul Husna di bagian dalam kubah masjid. Suasana alami semakin kuat dengan langit-langit masjid dibuat menyerupai langit pada kenyataannya, warna biru dan corak awan putih.
Menurut Fakhruddin, pemberian nama Kubah Hijau didasarkan pada warna bendera Hizbullah. Hizbullah merupakan nama organisasi yang dipimpin langsung oleh Kong Usup untuk menyerang markas Belanda di Lapangan Banteng pada 1941.
Sementara itu, di bagian luar masjid terdapat makam Kong Usup beserta keluarganya. Selain itu terdapat 11 makam keluarga lainnya, antara lain istrinya Hj Aisyah, ibunya Putri Kecil, dan ayahnya Pangeran Kuslu.
Menurut penuturan Fakhruddin, Kong Usup juga memiliki keturuan dari Kerajaan Padjajaran. Kong Usup, lanjut Fakhruddin, juga merupakan salah satu penasihat spiritual Presiden Soekarno. Ini dapat terlihat dari tongkat komandan Soekarno yang diberikan oleh Kong Usup.
Kong Usup sempat dipenjara oleh Belanda di Cipinang, Jakarta Timur, sebagai tahanan politik kemerdekaan. Saat itu, ayahnya sempat disandera oleh Belanda, dan dia merelakan diri untuk menggantikan posisi ayahnya mendekam di penjara.
Fakhruddin menuturkan, sisi mistis makam Kong Usup juga tampak dari penjagaan sebanyak 99 Kodam atau jin muslim yang berwujud siluman macan. Seperti dalam foto yang ditunjukkan Fakhruddin, siluman macan itu setinggi pinggang orang dewasa berwarna putih.
Ada cerita menarik yang diungkapkan Fakhruddin saat proses pembangunan masjid pada 2004 lalu. Saat sumur yang kini terletak di tempat wudhu pria akan ditutup dengan lantai beton, amblas terus. Ternyata, di kedalaman 26 meter, ada beton setebal 4 meter. Setelah diukur dengan GPR, ternyata ada emas di bawah beton tersebut. Emas itu merupakan salah satu titik-titik dari pendaman tentara Belanda atau VOC.
Selain itu pada 2004, saat pembebasan lahan oleh pihak pengembang Pesona Khayangan, sempat terjadi insiden. Bechoe yang digunakan untuk mengeruk tanah tiba-tiba rusak, karena tanah tiba-tiba mengeras dan tidak bisa dikeruk. Bahkan empat bechoe yang dikerahkan tidak mampu mengeruk tanah. Sampai saat ini kompleks masjid masih berbeda tingginya dengan rumah warga lain, dengan selisih 8 meter.
Kini masjid Kubah Hijau masih ramai dikunjungi peziarah. Umunya para peziarah merupakan warga Betawi yang tinggal sekitar wilayah Jakarta.
Sumber: http://www.metropuncaknews.com/27 May 2011
Laporan : Jaka Kumara
Lahir pada tahun 1873, Syeh Mohammad Yusuf masih keturunan dari Prabu Silihwangi dari Kerajaan Padjajaran. Syeh Mohammad Yusuf, tokoh kharismatik ini juga dikenal dengan sebutan Engkong Usuf. Dia adalah salah satu Waliyulloh yang pernah tinggal di Depok Jawa Barat pada masa penjajahan Belanda.
Masa kecil Syeh Mohammad Yusuf dihabiskanya di wilayah Cikini, yang seperti diketahui sekarang masuk wilayah Jakarta Pusat. Dia belajar Ilmu kanuragan dan agama pada KH.Muhidin, Parung Sapi Jasinga Bogor Jawa Barat.
Pada Tahun 1890-an Syeh Mohammad Yusuf hijrah ke Depok yang pada masa itu masih hutan dan keadaan alamnya masih sangat asri. Di Depok, Syeh Mohammad Yusuf mendapatkan hibah tanah seluas 7,5 Hektar dari masyarakat asli Depok. Dan di tempat ini pula Dia mendirikan rumah dan padepokan yang bernama Sinar Cikini.
Konon, Syeh Mohammad Yusuf adalah salah satu penasehat spiritual Bung Karno. Bahkan diyakini, tongkat Komando yang dipegang Bung Karno adalah pemberian dari Syeh Mohammad Yusu. Walaupun demikian disebutkan Bung Karno sendiri memiliki banyak tongkat komando yang mengandung kesaktian.
Syeh Mohammad Yusuf sangat berperan dalam mengusir dan memerangi Belanda pada masa itu. Dalam kisah perjuanganya, disebutkan pada 1941, Syeh Mohammad Yusuf menjadi ketua umum Hisbulloh. Dan dengan pasukan Hisbullohnya inilah Syeh Mohammad Yusuf sering menyerang Belanda. Diantaranya Batalyon 10 lapangan Banteng yang merupakan Markas Belanda di Batavia. Dengan kesaktianya, Belanda dibikin kocar kacir pada masa it. Disebutkan Syeh Mohammad Yusuf tidak mempan ditembak, tidak mempan di bom, bahkan bisa menghilang dari sergapan dan kepungan Belanda.
Perjuangan melawan Belanda dilanjutkan sampai kemerdekaan RI terwujud. Syeh Mohammad Yusuf dapat menikmati kemerdekaan sampai 1971. Pada 5 Januari 1971, tokoh kharismatik ini wafat. Jenazahnya dimakamkan di Kampung Sugutamu Desa Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat.
Makamnya sempat akan dipindahkan beberapa kali karena terkena proyek pengembangan Kota Depok. Sebagai catatan pada 1975 hendak dipindahkan karena ada proyek pipa gas alam, akan tetapi makam itu tidak bisa dipindahkan karena pengaruh ghoibnya.
Kembali pada 1997,makam ini pun terkena proyek perumahan real estate yang dibangun di sekitar makam. Namun lagi lagi makam tersebut tidak mampu dipindahkan.
Hasil telisik Ghoib, di makam tersebut dijaga oleh bala tentara ghoib yang dipimpin Prabu Galuh Wangi dan Prabu Sangkawang. Ternyata pengawal Ghoib ini adalah para pengawal Ghoib Prabu Siliwangi dan keturunanya. Aura yang terpancar sangat tinggi di sekitar makam tersebut.
Karena kekeramatanya, hingga saat ini di makam tersebut selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah di Nusantara. Saat metropuncaknews melakukan investigasi di makam tersebut ,ada beberapa peziarah yang mengaku dari Cirebon dan Semarang. Makamnya berada di dekat Masjid Jami yang diberi nama Masjid KH Mohammad Yusuf. Tepatnya berada di dalam komplek real estate Pesona Khayangan Kota Depok.
Syeikh Muhammad Yusuf
Sumber: http://kelakarpena.wordpress.com/
Tokoh ini merupakan salah seorang penasihat spiritual Bung Karno. Makamnya beberapa kali coba dipindahkan. Namun, karomah Sang Wali menghalangi rencana pemindahan tersebut.
Syeikh Muhammad Yusuf atau KH. Muhammad Yusuf. Tokoh kharismatik ini juga dikenal dengan sebutan Engkong Usup. Dia adalah salah satu waliyullah yang pernah tinggal di Depok, Jawa Barat pada masa penjajahan Belanda.
Lahir pada tahun 1873. Syeikh Muhammad Yusuf keturunan dari Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran. Ibunya bernama Putri Kecil. Putri Kecil ini adalah Putri dari Pangeran Kuflu, yang merupakan putra dari Putri Deknor.
Silsilah selanjutnya menyebutkan bahwa Putri Deknor adalah putri dari Raden Saleh. Raden Saleh putra dari Pangeran Jayakarta Pangeran Jayakarta adalah Syarif Hidayatullah. Ibu Syarif Hidayatullah adalah seorang wanita pilihan bernama Endang Geulis Putri dari Prabu Kiansantang. Sedang Prabu Kiansantang adalah putra dari Prabu Siliwangi.
Masa kecil Syeikh Muhammad Yusuf dihabiskan di daerah Cikini, yang seperti diketahui sekarang masuk wilayah Jakarta Pusat. Dia belajar ilmu agama dan kanuragan kepada KH Muhiddin Parung Sapi Jasinga, Bogor,Jawa Barat.
Kalau melihat silsilah ilmu kanuragan dan ilmu agama KH. Muhiddin Parung Sapi Jasinga guru dari Syeikh Muhammad Yusuf ini berasal dari Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani, seorang sufi besar di zamannya.
Ilmu KH Muhiddin sendiriri jika dirunut sesungguhnya berasal dari Syeikh Abdul Muhy Pamijahan,Tasikmalaya,Jawa Barat. Ilmu Syeikh Muhy sendiri berasal dari Syeikh Abdul Rouf Al Baghdadi, Sedangkan Syeikh Abdul Rouf berguru pada Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani.
Syeikh Muhammad dan Si Pitung
Pada era 1890-an Syeikh Muhammad Yusuf hijrah ke Depok yang di masa itu masih hutan dan keadaan alamnya masih asri. Di Depok dia bertemu jodohnya dengan seorang wanita bernama Hj.Aisyah.
Syekh Muhammad Yusuf lalu menikah dengan Hj. Aisyah yang asli kelahiran Kampung Serap, Sukmajaya, Depok. Pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Hj. Hapsah, Hj. Aminah dan H.Abdullah.
Di Depok Syeikh Muhammad Yusuf mendapatkan hibah tanah seluas 6,5 hektar dari masyarakat asli Depok. Di tempat inilah sang Kyai mendirikan tempat tinggal dan padepokan silat bernama Sinar Cikini.
Konon, Syeikh Muhammad Yusuf adalah salah satu guru dari pendekar Betawi yang sangat terkenal, Si Pitung. Dikisahkan, bila ingin menimba ilmu pada Syeikh Muhammad Yusuf,maka Si Pitung menyusuri sungai Ciliwung dari Batavia (Jakarta) menuju Depok dengan menggunakan getek (rakit dari bambu).
Kendati demikian, banyak kalangan yang meragukan bahwa Syeikh Muhammad Yusuf adalah salah satu guru dari Pitung; mengingat masa hidup pendekar Betawi ini dengan Syeikh Muhammad Yusuf yang berbeda cukup jauh. Menurut perhitungan, Si Pitung harus lebih tua dari Syeikh Muhammad Yusuf. Perjuangan Si Pitung dalam melawan Belanda sampai akhirnya mati ditembak Belanda diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 1893, sedangkan Syeikh Muhanmad Yusuf lahir pada tahun 1873. Hal ini berarti, semasa Pitung ditembak, Syeikh Muhammad Yusuf masih muda, baru berusia sekitar 20 tahun.
Kuat dugaan, masyarakat menghubungkan Syeikh Muhammad Yusuf dengan Si Pitung dikarenakan dengan keberadaan makam pendekar ini yang memang ada di Sukmajaya, Depok. Walaupun begitu, ada yang mengatakan bahwa makam Si Pitung yang sebenamya tertetak di Marunda, dan ada pula yang menyebut di daerah Palmerah, Jakarta. Atau juga mungkin memang ada pendekar Betawi lainnya dari Batavia yang berguru pada Syeikh Muhammad Yusuf, seperti Si Ji`ih misalnya, rekan dari Si Pitung. Walahu A`lamu bi Showab
Kezuhudan dan Kedermawanan
Sebagai seorang wali Syekh Muhammad Yusuf memiliki kezuhudan dan kedermawanan yang tinggi. Dia selalu bepuasa Sunnah seperti puasa Senin dan Kamis. Dia tidak pernah meninggalkan Sholat Tahajjud. Ucapannya selalu mengandung petuah-petuah dan nasihat-nasihat yang berguna bagi dunia dan akhirat. Dia selalu tidak menolak bila ada orang yang meminta tolong kepadanya baik berupa doa agar hajatnya berhasil, ataupun permintaan materi.
Banyak juga masyarakat yang menyantri pada dirinya untuk belajar agama selain belajar ilmu silat. Kendati begitu hidupnya sangat sederhana.
Ketika hendak menunaikan ibadah haji maka dia menggunakan kendaraan biasa seperti kapal laut, kendati di kesempatan lain disebutkan kalau dia menggunakan karomahnya untuk pergi ke Tanah Suci. Hal semacam ini memang biasa di kalangan Sufi atau auliya yang memillki karomah seperti ilmu melipat bumi.
Syeikh Muhammad Yusuf dan Bung Karno
Syeikh Muhammad Yusuf adalah salah satu penasihat spiritual Bung Karno, Presiden pertama RI. Menurut sebuah sumber, dia sering dijemput oleh supir pribadi Bung Karno atas perintah Bung Karno. Bahkan, saat Ibu Fatmawati melahirkan Guntur Soekarno Putra, Syeikh Muhammad Yusuf berada di rumah Bung Karno yang waktu itu sedang digelar rapat perjuangan untuk kemerdekaan RI.
Disebutkan pula bahwa Syeikh Muhammad Yusuf lah yang memberikan sebuah tongkat komando sakti pada Bung karno. Dan oleh Bung Karno tongkat tersebut sering di bawa kemana-mana. Walaupun demikian, disebutkan pula bahwa Bung Karno sendiri memiliki banyak tongkat komando yang mengandung kesaktian.
Pada masa itu Syeikh Muhammad Yusuf sangat membenci Belanda sebab telah membuat rakyat Indonesia menderita. Dalam kisah perjuangannya disebutkan, pada 1941 Syeikh Muhammad Yusuf menjadi ketua umum Hisbullah Dan dengan pasukan Hisbullahnya inilah Syeikh Muhammad Yusuf sering menyerang pasukan Belanda, di antaranya batalyon 10 lapangan Banteng, yang merupakan markas Belanda di Batavia. Penyerangan ini dibantu oleh pasukan Hisbullah pimpinan Darif dari Klender.
Dengan kesaktiannya, Belanda dibuat kewalahan. Disebutkan Syeikh Muhammad Yusuf tidak mempan ditembak dan tidak mempan dibom, bahkan dia bisa menghilang. Belanda sering mengalami kekalahan bila berhadapan dengan pasukan pimpinan Syeikh Muhammad Yusuf, meski pasukannya hanya bersenjatakan sangat sederhana, yaitu bambu runcing. Namun, bambu runcing ini telah diberi tuah dari doa-doa Syeikh Muhammad Yusuf.
Karena kelihaian Syeikh Muhammad Yusuf, akhirnya Belanda mengambil tindakan licik yaitu dengan menyandera kedua orang tua Syeikh Muhammad Yusuf yang bernama Engkong Senen dan Putri Kecil. Karena tindakan ini, Syeikh Muhammad Yusuf akhirnya menyerahkan diri ke pihak Belanda dengan syarat meminta kedua orang tuanya dibebaskan.
Dia ditawan Belanda. Namun, dengan ilmu kesaktiannya Syeikh. Muhammad Yusuf dapat meloloskan diri dari penjara.
Perjuangan melawan penjajah Belanda dilanjutkan sampai kemerdekaan RI terwujud. Syeikh Muhammad Yusuf dapat menikmati alam kemerdekan Indonesia hingga tahun 1971. Pada tanggal 5 Januari 1971 tokoh kharismatik ini wafat. Jenazahnya dimakamkan di kampung Sugutamu, Desa Sukmajaya, Kota Depok; Jawa Barat
Makamnya sempat akan dipindahkan beberapa kali dikarenakan terkena proyek Pembangunan Kota Depok. Sebagai catatan pada 1975 makam Syeikh Muhammad Yusuf hendak dipindah dikarenakan ada proyek pipa gas alam. Tetapi makam tersebut tidak bisa dipindahkan dikarenakan pengaruh gaibnya.
Pada 1997 makam ini pun terkena proyek perumahan real estate yang dibangun di sekitar makam. Namun, lagi-lagi makam tersebut tidak dapat dipindahkan.
Menurut pengamat spiritual, bahwa di makam Syeikh Muhammad Yusuf dijaga oleh sembilan puluh tentara gaib yang dipimpin oleh Prabu Sangkawang dan Prabu Galuh Wangi. Kemungkinan pasukan gaib ini adalah para pengawal gaib Prabu Siliwangi dan keturunannya.
Karena kekeramatannya, hingga saat ini masih tetap ada masyarakat yang mengunjungi makam Syeikh Muhammad Yusuf untuk berziarah. Makamnya berada disebelah mesjid jami yang diberi nama mesjid KH.Muhammad Yusuf. Persisnya berada didalam lingkungan Perumahan Real Estate Pesona Kahayangan, Kota Depok. Makamnya dikelilingi makam-makam lain yang merupakan makam keluarganya.
KH. Muhammad Yusuf Seorang Aulia dan Sesepuh Betawi Depok
Oleh: Stevani Elisabeth
Sumber: http://www.mail-archive.com/daarut-tauhiid@yahoogroups.com/
Depok-Kota Depok memiliki cukup banyak situs bersejarah yang tak jarang mengandung unsur supranatural. Salah satunya adalah makam KH Muhammad Yusuf yang terletak di areal Masjid Jami KH Muhammad Yusuf di perumahan elite Pesona Khayangan Depok.
KH Muhammad Yusuf yang dikenal dengan sebutan Kong Usup adalah guru dari pendekar Betawi, Si Pitung. Konon, Si Pitung sering menyusuri sungai Ciliwung dengan menggunakan getek (perahu dari bambu) menuju Depok untuk belajar silat di padepokan silat Sinar Cikini.
Kong Usup juga termasuk penasihat spiritual dari Presiden pertama Ir Soekarno (Bung Karno). Tak jarang dia dijemput oleh supir pribadi Soekarno, Muhammad Arif, yang ketika itu tinggal di Jalan Raden Saleh II Jakarta Pusat. Bahkan ketika Bu Fat (Fatmawati Soekarno) melahirkan Guruh Soekarno, Kong Usup sedang berada di rumah Soekarno sebab saat itu sedang ada rapat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai penasihat supranatural kepresidenan ketika itu, Kong Usup sempat memberikan tongkat komando kepada Soekarno. Kalau kita melihat tongkat yang sering dibawa Soekarno, itu tongkat dari Kong Usup.
Nama KH Muhammad Yusuf ini juga tak lepas dari perjuangannya melawan kolonial Belanda di Batavia (Jakarta). Pada tahun 1941, Kong Usup, yang merupakan Ketua Umum Hisbullah, menyerang batalyon 10 lapangan Banteng yang merupakan markas Belanda di Batavia. Dalam penyerangan ini, dia dibantu Hisbullah, pimpinan KH Darif dari Klender.
Saat itu dia orang yang dicari pihak Belanda. Belanda yang licik berhasil menyandera kedua orang tua Kong Usup, yaitu Kong Sanen dan Putri Kecil. Kong Usup akhirnya menyerahkan diri kepada Belanda dengan syarat kedua orang tuanya dibebaskan. Dia pun sempat menjalani hukuman di Rutan Cipinang Jakarta sebagai tahanan politik kemerdekaan RI.
Keturunan Padjajaran
Kong Usup sendiri masih keturunan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Ibu Kong Usup bernama Putri Kecil merupakan anak dari Pangeran Kuflu. Pangeran Kuflu merupakan anak dari Putri Deknor. Putri Deknor merupakan anak dari Raden Saleh dan Raden Saleh adalah anak dari Pangeran Jayakarta.
Pangeran Jayakarta merupakan anak dari Raden Syarif Hidayatullah. Ibu dari Raden Syarif Hidayatullah bernama Nyi Endang Geulis, merupakan anak dari Prabu Kiansantang. Prabu Kiansantang merupakan putra dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran.
Kong Usup lahir pada tahun 1873 dan wafat pada 5 Janurai 1971. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cikini. Dia sempat mendirikan padepokan silat dengan nama Sinar Cikini. Ilmu silatnya didapat dari KH Muhiddin Parung Sapi Jasinga yang merupakan murid dari Syech Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya.
Syech Abdul Muhyi merupakan murid dari Syech Abdul Rauf Al-Bagdadi yang berguru pada Syech Abdul Qodir Jaelani Al-Bagdadi (wali kutub). Kong Usup pindah ke Depok pada tahun 1890 dan menikah dengan Hj Aisyah yang asli dari Kampung Serap, Sukmajaya Depok. Mereka dikaruniai 3 anak yakni Hj Hapsah, Hj Aminah dan H Abdullah. Dia juga mendapat hibah tanah seluas 6,5 hektare dari masyarakat Depok. Tanah seluas itu digunakan sebagai tempat tinggal dan padepokan Sinar Cikini.
Pimpinan Yayasan As-Syifa, Ustadz Fachruddin Sholeh mengatakan makam Kong Usup ini sempat beberapa kali mau dipindahkan terkait adanya beberapa proyek pembangunan di Kota Depok. Pada tahun 1975 makam ini ingin dipindahkan karena terkena proyek pipa gas alam, namun tidak berhasil dipindahkan.
Tahun 1997 kembali makam ini harus dipindahkan karena terkena proyek pembangunan rumah mewah Pesona Khayangan, tetapi upaya pemindahan makam ini pun tidak berhasil.
“Empat beko yang digunakan untuk menguruk tanah tidak berhasil menyentuh tanah. Makam Kong Usup ini dijaga oleh 90 sancang (bala tentara) yang dipimpin oleh Prabu Sangkawang dan Prabu Galuh Wangi,” ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Keren...
BalasHapustapi teksnya bnyk yg ganda...