Keletakan
Makam Patih Rojoniti
secara administrative terletak di Dusun Cangkring, Kalurahan
Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY.
Kondisi Fisik
Makam Patih Rojoniten merupakan
makam dengan keletakan lebih tinggi dari dataran tanah di
sekitarnya. Bahkan makam ini posisisnya juga lebih tinggi daripada
jalan berasapal yang terletak persis di sisi utaranya. Kompleks
makam ini tampaknya memang dibuat lebih tinggi dari tanah di
sekitarnya. Hal ini bisa dilihat dari pondasi yang berdenah persegi
yang sekaligus difungsikan untuk dinding/tembok guna menahan tanah
yang diisikan ke dalamnya. Pondasi ini sedikit menjulang dari tanah
di sekitarnya dengan ketinggian sekitar 1-2 meter di sisi utara
(dekat jalan aspal). Sementara sisi yang kelihatan demikian tinggi
terletak di sisi selatan (sekitar 2-4 meter).Luas makam Patih Rojoniti sekitar
9 m x 10 m. Nisan makam Patih Rojoniti terbuat dari
potongan-potongan batu andesit yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk satu kesatuan batu nisan.
Nisan makam dari Patih Rojoniti
terbuat dari susunan batu putih. Panjang nisan sekitar 160 Cm, lebar
70 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat sekita 100 Cm. Di sisi makam
Patih Rojoniti juga diletakkan nisan dari istri Patih Rojoniti.
Makam istri Patih Rojoniti berukuran lebih kecil daripada makam
Patih Rojoniti. Hingga kini kompleks makam Patih Rojoniti tidak
digunakan untuk pemakaman umum. Jadi, lebih dikhususkan untuk Patih
Rojoniti dan istrinya saja.
Latar Belakang
Sumber setempat menyebutkan
bahwa ia adalah patih sekaligus adik dari Ki Ageng Mangir, Dialah yang ditugaskan Panembahan Senopati untuk melawan menewaskan Raden Rangga sebagai balas darah kematian Ki Ageng Mangir dalam kisah Mataram disebutkan bahwa Raden Rangga tewas diluar tembok Mataram oleh seekor naga.Disebutkan bahwa Patih Rojoniti yang berasal dari Mangiran
pernah tinggal di sebuah tempat yang sekarang dinamakan Patihan.
Nama tempat ini masih berada di wilayah Srandakan, Bantul. Nama
Patihan diduga berasal dari nama jabatan Patih Rojoniti. Oleh karena
ia menjabat sebagai patih, maka wilayah tempat tinggalnya kemudian
dinamakan Patihan.
Selain pernah tinggal di Patihan,
Patih Rojoniti juga dipercaya pernah tinggal di wilayah yang
sekarang disebut Dusun Rojoniten. Tempat ini masih berada di wilayah
Srandakan, Bantul. Sekalipun ia pernah tinggal di dua dusun
tersebut di atas, namun ia minta dimakamkan di Dusun Ciren jika
dirinya meninggal. Tidak ada yang pasti tentang alasan mengapa ia
menginginkan hal yang demikian.
Pada masa lalu kompleks makam
Patih Rojoniti ini dianggap demikian keramat sehingga ada cerita
yang menyatakan bahwa siapa pun yang melintas di sisi makam dengan
mengendarai sesuatu (kuda atau kendaraan lain), maka orang tersebut
akan jatuh atau celaka. Bahkan binatang yang melintas di atas
nisannya pun disebut-sebut akan bisa celaka. Keturunan dari KiAgeng Mangir atau patih Rojoniti umumnya tinggi besar berkulit putih berwajah cantik atau tampan serta berhidung mancung ini dikarenakan Ki Ageng Mangir masih keturunan India utara, salah satu contohnya adalah keturunan almarhum Embah Sastro Suyitno di Cangkring Poncosari Bantul Yogyakarta .