Vereenigde
Oost-Indische Compagnie (VOC) didirikan
tanggal 20 Maret 1602 dan merupakan perusahaan dagang yang semula hanya
memfokuskan pada perdagangan semata dan
bukan penaklukan wilayah. Beberapa ahli sejarah kurang sepakat apakah VOC
pada mulanya tidak memiliki motif-motif lain selain perdagangan.Beberapa
ahli sejarah menghubungkan dengan tiga istilah 3-G (Gold, Glory, Gospel).DR. Verkyul pun memberikan konfirmasi dengan
menggunakan istilah sbb: motif merkantil-ekonomis, motif
teokratis,motif kultural, motif imperial.
Sekalipun perusahaan dagang, tidak dapat disangkal bahwa
VOC mirip sebuah pemerintahan Kristen yang mempunyai kekuasaan politis untuk
mengadakan perjanjian dengan pemerintahan lain, mengambil keputusan
perang, mengadakan dan memelihara tentara, membuat dan
mengedarkan uang. Pada 1669, VOC merupakan perusahaan pribadi terkaya dalam
sepanjang sejarah, dengan lebih dari 150
perahu dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja, angkatan bersenjata pribadi dengan
10.000 tentara, dan pembayaran dividen 40%]. VOC
mempunyai kewajiban agamawi karena diwajibkan oleh pemerintah Belanda melakukan
pengawetan atau pemeliharaan kepercayaan umum dalam hal ini agama Kristen sebagai agama yang diakui sah oleh
pemerintah kerajaan Belanda yang beraliran Calvinis. Pemeliharaan
kepercayaan umum tersebut selaras dengan bunyi pengakuan
iman Belanda pasal 36 ( Nederlandsche Geloofsbelijdenis).
Berdasarkan perintah tersebut maka VOC
mengeluarkan berbagai peraturan al., memelihara gereja yang kudus,
menolak dan membasmi segala rupa penyembahan berhala dan agama palsu – bukan
saja Islam dan agama kafir namun Katolik dan aliran Lutherandan diluar Calvinis – serta membiayai berbagai kegiatan
agamawi seperti ibadah,pengajaran agama, pemeliharaan rohani serta penyebaran
agama. Hanya terkait tugas penyebaran agama, VOC kerap melalaikan tugas ini
jika sudah berbenturan dengan kepentingan perdagangannya. Bahkan
orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC mengabaikan nurani kristennya. Tugas,penyebaran Injil tidak hanya dilaksanakan
oleh VOC. Dalamperkembangannya khususnya setelah VOC bangkrut dan
diambil alih pemerintahan Belanda, tugas penyebaran Injil dilakukan baik oleh
badan gereja resmi dalam hal ini oleh Netherlandsche
Hervormde Kerk (NHK) maupun
kelompok-kelompok di luar gerejaesmiseperti Het Nederlandsch
ZendelingGenootschap (NZG),
Nederlandsch Gereformeerde zendingsVereeniging (NGZV), Doopsgezinde Zendings Vereeniging (DZV) serta kelompok awam yang tidak terikat
dalam organisasi tertentu seperi F.L. Anthing (1820-1883),C.P. Stevens-Philips (1824-1876), J.C.
Philips-van oostrom (1815-1877), E.J.De Wildt-Le Jolle (1824-1906),
Tunggul Wulung (1800-1885) seorang pribumi jawa yang menjadi pertapa dan
guru ngelmu sebelum masuk Kristen[9].
Di zaman VOC berkuasa, gereja yang terikat dengan VOC
kerap mendapatkan benturan. Keterikatan dan kebergantungan gereja yang
dikuasai VOC terutama dalam hal keuangan seperti memberi gaji
pendeta. Kerap terjadi bahwa pendeta tidak berkutik menghadapi kebobrokan moral
pejabat VOC yang secara kepangkatan berada
di atasnya. Namun tidak semua pendeta bersikap tutup mulut dan berdiam diri. Seorang pendeta VOC bernama
Justus Heurnius kerap memberikan kritik atas ketimpangan sosial dan
ketidakadilan sosial. Heurnius kerap membela rakyat Nusantara yang
tertindas oleh VOC. Ketika Batavia diserbu Sultan Agung dari Mataram tahun 1628, beliau memberikan komentar: “ Kenyataan
ini merupakan hukuman yang adil bagi umat Kristen Belanda yang celaka, yaitu umat yang
hidupnya sehari-hari, tidak mau mengamalkan
perintah Tuhan ...”. Akibat pernyataannya beliau diasingkan ke Indonesia Timur (1632-1638) dengan harapan tidak lagi
kembali kenegeri Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar